Minggu, 25 November 2012


0

Aristoteles 384 SM – 322 SM
                Nyaris tak terbantahkan, Aristoteles seorang filosof dan ilmuan terbesar dalam dunia massa lampau. Dia memelopori penyelidikan ihwal logika, memperkaya hampir tiap cabang falsafah dan memberi sumbangsih tak terperikan besarnya terhadap ilmu pengetahuan.
          Banyak ide – ide Aristoteles ini sudah ketinggalan jaman tetapi yang paling penting dari apa yang pernah dilakukan Aristoteles adalah pendekatan rasional yang senantiasa melandasi karyanya. Tercermin dalam tulisan – tulisan Aristoteles sikapnya bahwa tiap segi kehidupan manusia/ masyarakat selalu terbuka untuk obyek pemikiran dan analisa. Pendapat Aristoteles, alam semesta tidaklah dikendalikan oleh serba kebetulan, oleh magi, oleh keinginan tak terjajaki kehendak dewa yang terduga, melainkan tingkah laku alam semesta itu tunduk pada hukum – hukum rasional. Kepercayaan ini menurut Aristoteles diperlukan bagi manusia untuk mempertanyakan  tiap aspek dunia alamiyah secara sistematis dan kita mesti memanfaatkan baik pengamatan empiris dan alasan – alasan yang logis sebelum mengambil keputusan. Rangkaian sikap-sikap ini – yang bertolak belakang dengan tradisi, takhyul dan mistik- telah mempengaruhi secara mendalam peradapan Eropa. Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika kenamaan. Pada usia 17 tahun aristoteles pergi ke athena belajar di Akademi Plato. Dia menetap di sana selama 20 tahun hingga tak lama Plato meninggal dunia. Dari ayahnya, Aristoteles mungkin memperoleh dorongan minat dibidang biologi dan “ pengetahuan praktis “. Dibawah asuhan Plato dia menanamkan minat dalam hal spekulasi filosofis.
          Pada tahun 342 SM Arisoteles pulang kembali ke Macedonia, menjadi guru seorang anak raja umur 13 tahun yang kemudian dalam sejarah terkenal dengan Alexander  Yang Agung. Aritoteles mendidik si Alexander muda dalam beberapa tahun. Di tahun 335 SM, sesudah Alexander naik tahta kerajaan ,Aristoteles kembali ke Athena dan disitu dibukanya sekolahnya sendiri, Lyeum. Dia berada di Athena 12 tahun, satu masa yang berbarengan dengan karier penaklukan militer Alexander. Alexander tidak meminta nasehat kepada bekas gurunya tatapi dia berbaik hati menyediakan dana buat Aristoteles untuk melakukan penyelidikan-penyelidikan. Mungkin ini merupakan contoh pertama dalam sejarah seorang ilmuan menerima jumlah dana besar dari pemerintah untuk maksud- maksud penyelidikan dan sekaligus merupakan yang terakhir dalam abad-abad berikutnya.
          Walau begitu, pertaliannya dengan Alexander mengandung berbagai bahaya. Aristoteles menolak secara prinsipil cara kediktatoran Alexander dan tatkala si penakluk Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan penghianat, Alexander punya pikiran pula membunuh Aristoteles. Di satu pihak Aristoteles kelewat demokratis dimata Alexander, dia juga punya hubungan erat dengan Alexander dan dipercaya oleh orang-orang Athena. Tatkala Alexander mati tahun 323 SM golongan anti-Macedonia memegang tampuk kekuasaan di Athena dan Aristoteles  pun didakwa kurang ajar kepada dewa. Aristoteles, teringat nasib yang menimpa Socrates 76 tahun sebelumnya, lari meninggalkan kota sambil berkata dia tidak akan diberi kesempatan kedua kali kepada orang-orang Athena berbuat dosa terhadap para filosof. Aristoteles meninggal dipembuangan beberapa bulan kemudian ditahun 322 SM pada umur 62 tahun.
Read more:”pendamping siswa CANGGIH sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan”(penerbit:CV. Gema Nusa)

0 komentar:

Posting Komentar