Kamis, 10 Januari 2013


0

Perempuan Menumbuk Padi
Blek-blok, blek-blok!
Berjam-jam menumbuk padi,
Ia menyanyi sedikit-sedikit,
Supaya kuat menumbuk padi,
M.R. Dajoh

Ada Tilgram Tiba Senja
Kapuk randu, kapuk randu
Selembut tudung cendawan
Kuncup-kuncup di hatiku
Pada mengembang bermekaran
W.S. Rendra

Gubahan
Beta bertanam bunga cempaka
Di tangah halaman tanah pusaka
Supaya selamanya, segenap seketika
Harum berbau, semerbak belaka
Muh. Yamin

Dibawa Gelombang
Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang tidak berkawan
Entah ke mana aku tak tahu

Jauh di atas bintang kemilau
Seperti sudah berabad-abad
Dengan damai mereka meninjau
Kehidupan bumi yang kecil amat

Aku bernyanyi dengan suara
Seperti bisikan angin di daun
Suaraku hilang dalam udara
Dalam laut yang beralun-alun

Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang tidak berkawan
Entah kemana aku tak tahu
Sanusi Pane

Duka
Duka adalah engkau
Saudaraku yang menderita
Ketika tubuhmu yang kering hitam
Terbujur dengan perut lapar
Di emper Cina
Duka adalah engkau
Saudaraku yang bermata senja
Tatkala kakimu yang menyeret harapan
Gemetar habis tenaga
Di kaki lima
S.K. Insankamil

Puteri Gunung Naga
Putri manis di daerah asing
Udara berbau tembaga
dan dia awan putih
Berkuasa ular naga
Bermata bengis
Subagio Sastro Wardoyo

AKU
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorangkan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Chairil Anwar

0 komentar:

Posting Komentar